Senin, 28 Maret 2016

Pengantar Ethnomathematics

Di sini, saya akan merefleksikan kuliah pertama ethnomathematics pada hari Rabu tanggal 10 Februari 2016. Kelas kami terdiri dari 11 orang mahasiswa dan 1 dosen yang unik dan menyenangkan bernama Bapak Marsigit. Namun, 1 mahasiswa tidar hadir karena sakit. Ethnomathematics atau dalam bahasa indonesia etnomatematika merupakan mata kuliah pilihan yang baru beberapa tahun belakangan ini muncul.

Etnomatematika termasuk ranah dunia inovatif. Etnomatematika mempunyai objek dan metode berbeda. Sebenarnya, etnomatematika merupakan pola pikir yang dimiliki oleh seseorang. Domain etnomatematika adalah research, colaborative, global perspektif, dan lain-lain. Budaya merupakan bahan etnomatematika dan bacaan yang inovatif merupakan referensi etnomatematika. Ladang untuk etnomatematika di Indonesia belum begitu subur. Etnomatematika di Indonesia hanya menjadi hiasan dinding saja.

Pengembangan etnomatematika berorientasi pada siswa yang artinya sesuai dengan kebutuhan siswa. Jika hanya mengajar secara tradisional (metode ceramah) tidak memerlukan etnomatematika. Semua orang dapat melakukan proses pembelajaran dengan cara tradisonal tanpa etnomatetika.

Etnomatematika juga merupakan pengembangan media melalui budaya. Budaya yang ada di sekitar kita dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.

Theresia Noon merupakan pelopor etnomatematika dunia yang berasal dari Brazil. Theresia Noon mengembangkan suatu riset yang bernama "Street Mathematics". Dia menemukan bahwa di Brazil, pedangan asongan lebih cepat menghitung daripada orang yang berilmu tinggi. Dia membuat buku yang mengungkap mengapa pedangan asongan lebih cepat menghitung.

Referensi etnomatematika dapat ditemukan pada laman uny.academia.edu/MarsigitHrd


Demikian refleksi kuliah etnomatematika yang pertama. Suasana yang menyenangkan dan menarik untuk menggali pengetahuan dan menjadikan hari ini sebagai pengantar etnomatematika. Sekian dan terimakasih ^^   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar